Anda mungkin pernah melihat lafadz Allah pada binatang yang diabadikan dalam sebuah foto, atau kita pernah mendengar sebuah pohon di suatu negara yang membentuk kalimat laa ilaaha illa Allah.
Semua ini tidak lain ditujukan kepada kita agar selalu ingat kepada Allah swt. Salah satu bentuk keagungan Allah juga terlukis pada sayap malaikat.
Menurut suatu hadits, pada sayap malaikat terdapat tulisan surat al-Ikhlas. Keterangan ini terdapat dalam riwayat Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda,
“Ketika melakukan isra’ ke langit, saya telah melihat Arasy di atas 360.000 sendi di mana jarak tempuh antara satu sendi ke sendi lainnya ialah 300.000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12.000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat.
Pada setiap padang sahara itu terdapat 80.000 malaikat di mana semuanya membaca surah al-Ikhlas.” Setelah itu Nabi bersabda lagi,
“Barangsiapa membaca surat al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, ia akan selamat dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka, melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke surga.” (Seperti diterangkan dalam kitab Tadzikaratul Qurthuby).
Ada suatu kisah yang menggambarkan keagungan surat al-Ikhlas. Kisah ini terekam dalam hadits. Suatu kali Nabi memberikan sebuah teka-teki kepada para sahabatnya: Siapakah di antara kamu yang dapat mengkhatam Qur'an dalam jangka waktu cepat?
Tidak ada seorang sahabat pun yang bisa menjawabnya. Umar lalu berkata bahwa mustahil bisa mengkhatamkan al-Qur'an dalam waktu begitu cepat.
Tetapi Ali kemudian mengangkat tangannya. Melihat hal ini, Umar langsung berkata bahwa Ali (yang masih kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Ali membaca surat al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah saw. menjawab dengan mengatakan bahwa Ali betul.
Menurut Nabi, membaca surah al-Ikhlas satu kali pahalanya sama dengan membaca 10 juz kitab al-Qur’an. Lalu dengan membaca surat al-Ikhlas sebanyak tiga kali, maka khatamlah al-Qur’an. Karena hal itu sama dengan membaca 30 juz al-Qur’an.
Ini menunjukkan bahwa surat al-Ikhlas itu memiliki kelebihan dibandingkan surat-surat lainnya. Karena itu, kita sering mengucapkannya pada saat zikir, tahlil, shalat, keadaan takut dan sebagainya. Karena itu pula, Allah mengukirnya pada sayap malaikat.
Kelebihan surat al-Ikhlas juga terlihat dari kisah berikut ini. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa sewaktu ia bersama-sama Rasulullah saw. di Tabuk, pernah suatu ketika cahaya matahari terbit dengan redup, tidak seperti pada hari-hari sebelumnya.
Malaikat Jibril lalu datang. Kepada malaikat, Nabi pun menanyakan tentang hal ini. Malaikat menjawab, bahwa matahari tampak redup karena sayap Malaikat terlampau banyak. Para Malaikat sebanyak 70.000 ini diutus Allah karena ada seorang sahabat yang meninggal di Madinah.
Sahabat ini banyak membaca surat al-Ikhlas. Bayangkan, keadaan sahabat itu begitu dihormati di mata malaikat karena seringnya ia membaca surat al-Ikhlas saat hidup. Ini sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat ini dalam kehidupan kita.
Semakin sering kita membacanya kian besar pula kita mereguk pahala dari Allah swt.. Hal ini pula yang membuat kenapa surat al-Ikhlas terlukis di sayap malaikat. Kenapa bukan surat yang lain? Toh, sama-sama al-Qur’an. Ini disebabkan surat al-Ikhlas memiliki kemuliaan yang sangat tinggi dibandingkan surat-surat yang lain.
Abu Sa’id al-Khudry berkata, “Ada seorang sahabat Rasul mendengar tetangganya membaca berulang-ulang ayat Qul Huwallahu Ahad. Kemudian keesokan paginya, Abu Sa’id al-Khudry menyampaikan kepada Rasulullah perihal yang didengarnya semalam, yakni seakan-akan sahabat ini menganggap ringan kedudukan surat ini.
Maka Nabi pun bersabda, “Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya. Sesungguhnya surat al-Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga al-Qur’an.” (HR. Bukhari dalam Bab Fadha’il Qur’an No. 5014). Hadits di atas sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat al-Ikhlas, sehingga harus terlukis di sayap malaikat.
Pertanyaannya kemudian adalah kenapa hanya malaikat Jibril, Mikail, Israil dan Izrafil saja yang sayapnya terlukis dengan surat al-Ikhlas?
Inilah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Tapi, bila kita melihat sejarah para malaikat, maka kita tahu bahwa keempat malaikat itu memiliki peran sentral dalam kehidupan makhluk Allah.
Malaikat Jibril misalnya, bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad saw. Ia adalah pemimpin para malaikat. Ia juga menjadi tempat keluh kesah Nabi saat dirinya sedang dalam kebingungan dan sebagainya.
Lalu malaikat Mikail, yang bertugas mengatur cuaca hujan, kemarau, rezeki, dan sebagainya. Sedang malaikat Israil bertugas meniup sangkakala dan malaikat Izrail yang mencabut seluruh makhluk yang bernyawa.
Bukan berarti, tugas malaikat-malaikat yang lain tidak terlalu sentral dalam kehidupan manusia. Tetapi, dengan diukirnya surat al-Ikhlas pada keempat malaikat di atas, setidaknya menunjukkan akan peran utama mereka dalam kehidupan makhluk Allah, terutama manusia.
Tentu ini hanya sebatas analisa, sebab persoalan gaib ini hakekatnya hanya Allah yang Maha Tahu. Kita pun tidak penting membanding-bandingkan peran malaikat satu sama lain.
Yang penting, tugas kita adalah mempercayai bahwa di sayap-sayap malaikat yang empat itu terlukis surat al-Ikhlas, yang berarti mengindikasikan pentingnya surat ini untuk selalu kita baca setiap saat. Karena itu, perbanyaklah kita membaca al-Qur’an, terutama surat al-Ikhlas.
Amin!
Ilustrasi:ismiummuumarah.blogspot.com
Ada suatu kisah yang menggambarkan keagungan surat al-Ikhlas. Kisah ini terekam dalam hadits. Suatu kali Nabi memberikan sebuah teka-teki kepada para sahabatnya: Siapakah di antara kamu yang dapat mengkhatam Qur'an dalam jangka waktu cepat?
Tidak ada seorang sahabat pun yang bisa menjawabnya. Umar lalu berkata bahwa mustahil bisa mengkhatamkan al-Qur'an dalam waktu begitu cepat.
Tetapi Ali kemudian mengangkat tangannya. Melihat hal ini, Umar langsung berkata bahwa Ali (yang masih kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Ali membaca surat al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah saw. menjawab dengan mengatakan bahwa Ali betul.
Menurut Nabi, membaca surah al-Ikhlas satu kali pahalanya sama dengan membaca 10 juz kitab al-Qur’an. Lalu dengan membaca surat al-Ikhlas sebanyak tiga kali, maka khatamlah al-Qur’an. Karena hal itu sama dengan membaca 30 juz al-Qur’an.
Ini menunjukkan bahwa surat al-Ikhlas itu memiliki kelebihan dibandingkan surat-surat lainnya. Karena itu, kita sering mengucapkannya pada saat zikir, tahlil, shalat, keadaan takut dan sebagainya. Karena itu pula, Allah mengukirnya pada sayap malaikat.
Kelebihan surat al-Ikhlas juga terlihat dari kisah berikut ini. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa sewaktu ia bersama-sama Rasulullah saw. di Tabuk, pernah suatu ketika cahaya matahari terbit dengan redup, tidak seperti pada hari-hari sebelumnya.
Malaikat Jibril lalu datang. Kepada malaikat, Nabi pun menanyakan tentang hal ini. Malaikat menjawab, bahwa matahari tampak redup karena sayap Malaikat terlampau banyak. Para Malaikat sebanyak 70.000 ini diutus Allah karena ada seorang sahabat yang meninggal di Madinah.
Sahabat ini banyak membaca surat al-Ikhlas. Bayangkan, keadaan sahabat itu begitu dihormati di mata malaikat karena seringnya ia membaca surat al-Ikhlas saat hidup. Ini sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat ini dalam kehidupan kita.
Semakin sering kita membacanya kian besar pula kita mereguk pahala dari Allah swt.. Hal ini pula yang membuat kenapa surat al-Ikhlas terlukis di sayap malaikat. Kenapa bukan surat yang lain? Toh, sama-sama al-Qur’an. Ini disebabkan surat al-Ikhlas memiliki kemuliaan yang sangat tinggi dibandingkan surat-surat yang lain.
Abu Sa’id al-Khudry berkata, “Ada seorang sahabat Rasul mendengar tetangganya membaca berulang-ulang ayat Qul Huwallahu Ahad. Kemudian keesokan paginya, Abu Sa’id al-Khudry menyampaikan kepada Rasulullah perihal yang didengarnya semalam, yakni seakan-akan sahabat ini menganggap ringan kedudukan surat ini.
Maka Nabi pun bersabda, “Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya. Sesungguhnya surat al-Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga al-Qur’an.” (HR. Bukhari dalam Bab Fadha’il Qur’an No. 5014). Hadits di atas sekali lagi menunjukkan betapa agungnya posisi surat al-Ikhlas, sehingga harus terlukis di sayap malaikat.
Pertanyaannya kemudian adalah kenapa hanya malaikat Jibril, Mikail, Israil dan Izrafil saja yang sayapnya terlukis dengan surat al-Ikhlas?
Inilah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Tapi, bila kita melihat sejarah para malaikat, maka kita tahu bahwa keempat malaikat itu memiliki peran sentral dalam kehidupan makhluk Allah.
Malaikat Jibril misalnya, bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad saw. Ia adalah pemimpin para malaikat. Ia juga menjadi tempat keluh kesah Nabi saat dirinya sedang dalam kebingungan dan sebagainya.
Lalu malaikat Mikail, yang bertugas mengatur cuaca hujan, kemarau, rezeki, dan sebagainya. Sedang malaikat Israil bertugas meniup sangkakala dan malaikat Izrail yang mencabut seluruh makhluk yang bernyawa.
Bukan berarti, tugas malaikat-malaikat yang lain tidak terlalu sentral dalam kehidupan manusia. Tetapi, dengan diukirnya surat al-Ikhlas pada keempat malaikat di atas, setidaknya menunjukkan akan peran utama mereka dalam kehidupan makhluk Allah, terutama manusia.
Tentu ini hanya sebatas analisa, sebab persoalan gaib ini hakekatnya hanya Allah yang Maha Tahu. Kita pun tidak penting membanding-bandingkan peran malaikat satu sama lain.
Yang penting, tugas kita adalah mempercayai bahwa di sayap-sayap malaikat yang empat itu terlukis surat al-Ikhlas, yang berarti mengindikasikan pentingnya surat ini untuk selalu kita baca setiap saat. Karena itu, perbanyaklah kita membaca al-Qur’an, terutama surat al-Ikhlas.
Amin!
Ilustrasi:ismiummuumarah.blogspot.com
0 Comments