Recents in Beach

Jenazah Tidak Dapat Di Turunkan,Kubur Mayang Mengecil

Loading...
Loading...
Jenazah Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo, korban pembunuhan sadis oleh suaminya sendiri, sampai di kampung halamannya di Kelurahan Sukamenanti, Provinsi Lampung, Sabtu (01/11/2014) 

 Suasana sedih mewarnai pemakaman jenazah transgender yang hobinya berpose seksi ini.


Setelah mengurus surat-surat yang berkaitan dengan pemulangan jasad, jenazah Mayang kemudian dikuburkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Griliyo di Kelurahan Sukamenanti Baru, Kecamatan Kedaton, Bandarlampung yang berjarak 700 meter dari rumahnya.
“Jasad Mayang diperlakukan sebagai jenazah laki-laki dan di batu nisannya tertulis nama aslinya sebagai laki-laki iaitu Febri Andriansyah. 
Ratapan dari adik Mayang disisi keranda Mayang
Jenazah dihantar ke TPU dengan ambulans serta dikawal oleh polis, aparat kecamatan, dan keluarga,” ujar Yusuf, Lurah Sukamenanti seperti dilansir Merdeka, Sabtu (01/11/2014).
Yusuf mengatakan, liang lahat untuk jenazah Febri sudah disiapkan 15 hari sebelum kepulangannya. Namun ketika akan dikuburkan, ternyata ukuran liangnya kurang sedikit sehingga menyebabkan penguburan harus ditunda beberapa saat untuk dilebarkan.
Jenazah Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Sukamenanti Baru, Kedaton, Bandar Lampung
Karangan bunga dari gubernur dan ketua DPRD Provinsi Lampung terlihat menghiasi bagian depan rumah kecil keluarga Febri. Walau kesedihan masih terlihat jelas ketika pemakaman berlangsung, orangtua mengaku sudah ikhlas dengan kematian tragis anak sulung dari tiga bersaudara tersebut.
Pemakaman Mayang kemarin diwarnai dengan isak tangis keluarga dan teman-temannya.
Nining Sukarni (42) ibunda korban mengatakan sangat bersyukur jenazah anak sulungnya bisa dimakamkan sesuai dengan semestinya. “Saya berterimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam kepungurusan pemulangan jenazah almarhum,” kata dia sebagaimana dikutip Lampost.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya telah menunggu jenazah sejak lama, untuk dapat dimakamkan dengan layak. Tempat kuburnya pun, telah disiapkan sejak dua minggu lalu.
Sepanjang pemakaman, terdengar suara esak tangis dari keluarga dan sahabat Mayang. Bahkan puluhan rakan Mayang yang transgender juga ikut hadir di sana.

Tiba di Lampung, Jenazah Mayang Disambut Tangisan Histeria

 Penantian panjang keluarga Mayang Prasetyo akhirnya usai. Peti jenazah korban mutilasi di Brisbane, Australia ini tiba di Bandara Raden Inten II Lampung Selatan, Sabtu (1/11) sekitar pukul 11.00 WIB. Begitu tiba, keluarga Mayang histeria, bahkan adik Mayang,Gebi Dendrian jatuh pengsan.

Nining Sukarni, siibu kelihatan cukup tabah. Justru ia dibantu beberapa kerabatnya mencoba menenangkan adik Mayang.

“Kami sekeluarga sudah lega akhirnya Mayang bisa pulang dan dimakamkan dengan normal. Kami semua sudah ikhlaskan kepergian Mayang,” ungkap Nining.

Dimakamkan dengan nama Febri Andriansyah

Usai disemayamkan, jenazah disalatkan di masjid Taufikurahman dan dimakamkan di Pemakaman Umum Giri Loya. Sejumlah kerabat dan rekan Mayang, tampak hadir di pemakaman. Suara tangisan terus terdengar selama proses pemakaman berlangsung.

Di pemakaman, keluarga memajang foto Mayang saat dia masih menjadi Febri Andriansyah. Selain itu, nama yang diukir di pusara kubur juga menggunakan nama Febri Andriasyah.




Jelang Pemakaman, Kuburan Mayang Prasetyo Penuh Air


Setiba di Lampung, Jenazah Mayang Prasetyo langsung dikebumikan di tempat pemakaman Griliyo, Kelurahan Sukamenanti baru, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung sekitar pukul 11:00 WIB. S
ebelum dimakamkan, Mayang Prasetyo juga sempat disholati oleh dua deret shaf jama’ah sholat jenazah.
Setelah dishalatkan di Masjid Taufiqurrahman, jenazah Mayang Prasetyo langsung dibawa ke TPU Giriloyo Kelurahan Sukamenanti yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumah duka. 
Mayang Prasetyo Dishalatkan di Masjid Taufiqurrahman, Kedaton, Bandar Lampung

Dalam proses shalat jenazah ini, jenazah Mayang Prasetyo diperlakukan sebagai layaknya seorang muslim.
Linangan air mata tak henti-hentinya mengalir dari  Ibunda Mayang Prasetyo aliasFebri Ardiansyah saat menyaksikan Mayang disemayamkan. 
Sebelumnya, kehebohan pada acara pemakaman Mayang Prasetyo ini pun sempat terjadi ketika salah seorang penduduk tergelincir dan hampir jatuh ke dalam liang lahat Mayang Prasetyo.
Keadaan liang kubur Mayang Prasetyo tersebut memang sangat licin, bahkan sehari sebelum jenazah tiba beberapa warga telah sibuk untuk menguras air yang memenuhi liang lahat.
 Salah satu pria yang ikut mempersiapkan liang lahat Mayang Prasetyo menuturkan bahwa liang tersebut telah digali sekitar dua minggu yang lalu, tetapi karena sehari sebelumnya turun hujan, maka warga pun kembali harus menguras liang kubur Mayang.
pelbagai sumber

P/s..penat gugel cari artikel yang berkaitan dengan mangsa...Lepas ni...senang-senang je oarang copy paste siap copy ngan tajuk-tajuknya sekali...

kredit??...
jangan mimpilah nak bagi...memang entry nya saya copy dari akhbar,cuma tajuknya memang sengaja saya buat sendiri....penat sebenarnya duk pikir  cari tajuk yang sesuai dengan entry..
Itu belum lagi bab terjemahkan bahasa Indonesia ke BM...

banyak perkatannya yang sepatah haram saya tak paham...pandai-pandailah cari..
Yang sedih...
senang-senang je orang cedok...

silap-silap..kejap lagi cerita ni pun ada dlm blog dia...dengan tajuk yg sama,saya perasan ulasan yang saya tulis pun dicopynya bulat-bulat

Senangnya hidup...
Tak percaya??..tengok ni..(dan banyak lagi yang dicopy...tak larat nak tunjuk...

Haaa..betul kan kata saya...baru beberapa minit dah dicopy paste
klik..
Jenazah Tidak Dapat Diturunkan, Kubur Mayang Mengecil

Berbalik kisah mayang...
Kisah Mayang memang menarik minat saya,betapa siapapunpun kita diatas mukabumi ini,akhirnya pasti akan kembali kepada penciptaNYA...dan diharapkan ianya boleh dijadikan iktibar pada mereka yang  masih hidup.Bertaubatlah sebelum terlambut...sesungguhnya ajal tidak mengira usia..

Al Fatihah






Post a Comment

0 Comments