Recents in Beach

Misteri Penduduk Kampong Banjarnegara Di Telan Bumi Akhirnya Terbongkar

Loading...
Loading...
Ketika rumah penduduk lain musnah dirempuh atau ditimbus tanah, sebuah bangunan kediaman di Jemblung kekal utuh.


Malah penghuninya tidak termasuk dalam kalangan mangsa korban atau masih hilang.
Rumah bercat putih milik Sutomo itu tidak mengalami nasib buruk seperti puluhan kediaman lain di petempatan itu.

Abang Sutomi, Hamim berkata, sehari sebelum kemalangan menimpa, Sutomo seolah-olah mendapat petunjuk mengenai bala yang bakal tiba.

“Sutomo meminta saya serta anak-anaknya berpindah ke tempat lain kerana berasa tidak sedap hati,” katanya.

Ternyata tindakan diambil Sutomo, 36, dan Hamim, 36, itu tepat.


Kira-kira jam 4.30 petang Jumaat lalu Hamim membawa anak Sutomo ke rumahnya dan kira-kira dua jam kemudian bencana itu pun berlaku.

Tanah dari dua bukit yang mengelilingi petempatan berkenaan runtuh serta melanda apa saja yang ada di laluannya.


PENYELAMAT membawa mayat mangsa ke van jenazah dua hari selepas Jemblung dilanda bencana tanah runtuh.

Hamim yang tinggal di Karangkobar Purwodadi berkata, sebelum ini pernah ada tanah runtuh melanda kawasan tepi rumah Sutomo, tetapi tiada sebarang kematian atau kecederaan berlaku.

“Sutomo nampak tanah runtuh itu bergerak amat laju menuju ke rumahnya dan dia terpaksa berlari sekuat hati untuk menyelamatkan diri,” katanya.

Namun Sutomo bernasib baik.

Rumah satu tingkat yang dibina sejak 2010 itu seolah-olah tidak disentuh langsung oleh tanah bukit berkenaan.


Astaghfirullah, Ternyata ini Kisah di Balik Bencana Tanah Longsor Dusun Jemblung Banjarnegara Terbongkar


Jelang akhir tahun 2014, indonesia kembali berduka. Musibah tanah longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah menelan banyak korban jiwa.
Dari 108 korban yang hilang tertimbun longsor, baru sekitar 39 orang yang berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim ini mengapa kembali dirundung bencana?
Romi, salah seorang relawan kemanusiaan dari LSM Emergency and Crisis Response (ECR) yang turut melakukan evakuasi korban di lokasi bencana, menyingkap kisah di balik musibah besar tersebut.

Menurutnya, berdasarkan informasi dari warga sekitar, di desa tersebut begitu maharajalela kemaksiatan dan kemusyrikan.
“Ya kalau menurut warga sekitar, di sana terkenal dengan klenik dan judi sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdirinya karaoke. Jadi tempat itu sudah terkenal dengan kondisi seperti itu,” kata Romi kepadaPanjimas.com, Senin (15/12/2014).

Ya kalau menurut warga sekitar, di sana terkenal dengan klenik dan judi sabung ayam, malah akhir-akhir ini juga marak berdiri karaoke. Jadi tempat itu sudah terkenal dengan kondisi seperti itu

Penduduk Berebut Air Sisa Cucian Tangan Jokowi 

Apa yang disampaikan romi, sepertinya begitu jelas tersebukti dengan realita di lapangan. Lihat saja dalam berita yang beredar kemarin, warga memperebutkan air dalam ember, yang sebelumnya digunakan Jokowi untuk mencuci tangan dan kaki, serta membersihkan lumpur yang melekat di sepatunya.

Mereka inginkan berkah dengan membasuh muka dari air sisa cuci tangan Jokowi. Padahal ngalap berkah dari mahluk merupakan bentuk Syirik Akbardalam Islam.
“Buat barokah. Ini kan tadi sudah dipakai Presiden. Siapa tahu nasib berubah,” ujar salah seorang warga, yang tampak kuyup kepala dan badannya.
Warga lainnya, Parno, mengaku ingin meniru Jokowi, dengan turun membasuh kakinya.
“Biar berkah dan banyak rezeki. Tadi saya tidak cuma basuh muka, tapi tangan dan kaki juga,” kata Parno seperti dilansir Viva, Ahad (14/12/2014).

Selain itu, Romi juga menambahkan, bahwa dari cerita salah seorang warga yang selamat dalam bencana itu, kejadian longsor di Dusun Jemblung yang terjadi menjelang Maghrib itu, tak seperti lazimnya bencana tanah longsor.
“Kesaksian warga, ada korban yang selamat itu katanya tanah yang longsor itu seperti dimixer, kayak seperti bukan tanah longsor biasanya,” imbuhnya. [AW]

Sering Digunakan untuk Pengajian Rumah ini Satu-satunya yang Selamat dari Bencana Tanah Longsor



Rumah putih dengan kebun jagung menjadi satu-satunya rumah yang selamat dalam longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah. Rumah itu milik Juan (25) seorang petani jagung dan sayuran yang sering digelar pengajian.
Dua tetangga Juan, Yono dan Rumiyah memastikan soal ini. Juan memang dikenal sebagai orang baik yang memberi bantuan tanpa pamrih.
“Itu punya Juan, dia orangnya baik suka menolong. Suka bantu-bantu,” jelas Rumiyah yang ditemui di pengungsian di Karangkobar, Senin (15/12/2014).
Rumiyah yang rumahnya berada berseberangan dengan rumah Juan mengaku melihat rumah Juan yang utuh sebagai sebuah keajaiban.
“Itu semua keajaiban, itu semua rumah di sekitarnya kena longsor,” jelasnya.
Sedang menurut Yono, sosok Juan dikenal sebagai tetangga yang baik. Rumah dia juga kerap dipakai pengajian. “Biasa di kampung dipakai pengajian, selamatan,” jelas Yono.
 Juan diketahui meninggal dunia dalam peristiwa ini. Dia dan anaknya Daffa (8) saat peristiwa terjadi tengah berada di luar rumah, di tempat orangtuanya. 
Keduanya tertimbun longsoran. Namun istrinya Khotimah selamat dalam insiden itu. 
Khotimah tengah hamil tujuh bulan dan kini ada di pengungsian. Khotimah saat peristiwa terjadi berada di rumah.


Artikel ini disiarkan pada : Isnin, 15 Disember 2014 @ 5:08 AM

Post a Comment

0 Comments