Recents in Beach

Misteri Tulisan `Bye Bye` di Ekor Pesawat

Loading...
Loading...

Enam bulan silam, kru maskapai United Airlines digegerkan oleh sebuah tulisan dan lukisan pada bagian ekor pesawat.



Tulisan itu berbunyi "bye bye". Sementara di bagian lainnya terdapat dua gambar wajah yang dihubungkan oleh gambar tetesan minyak.

Satu wajah terlihat tersenyum, lainnya terlihat lebih menyeramkan.

Karena ‘teror’ itu, sebanyak 13 pramugari pesawat menolak terbang dari San Fransisco, Amerika Serikat, menuju Hong Kong, sesuai dengan jadwal. Mereka takut dengan tulisan serta gambar tersebut. Karena dinilai tak melaksanakan kewajiban, 13 kru tadi dipecat.

Namun, setelah setengah  tahun peristiwa itu terjadi, 13 kru yang dipecat tersebut mengajukan gugatan ke pengadilan. Mereka meminta dipekerjakan kembali, karena menilai pemecatan itu seharusnya tak dilakukan.

Para kru berdalih menolak terbang karena alasan keselamatan.

Dalam berkas gugatan setebal 26 halaman yang diajukan ke Administrasi Keselamatan dan Kesehatan (OSHA) AS, para kru menjelaskan secara rinci alasan mereka menolak terbang. Mereka merasa dihantui oleh kalimat dan dua gambar wajah pada bagian ekor tersebut.

Gugatan itu juga menjelaskan bahwa coretan itu dilukis pada bagian ekor yang memiliki ketinggian sekitar 9 meter dari tanah.

Tentunya diperlukan alat bantu –seperti tangga– untuk melukisnya –jika pelakunya adalah manusia.
Sementara itu, sebagaimana disebutkan di dalam berkas gugatan, pejabat United Airlines tak bisa memastikan apakah gambar itu dibuat saat pesawat berada di San Fransisco atau di bandar sebelumnya, Incheon, Korea Selatan.

Salah saorang pramugari yang dipecat –yang tak mau disebutkan namanya– mengatakan bahwa sejumlah kru memang tidak takut dengan coretan-coretan itu.

 Namun, menunda penerbangan untuk memastikan keamanan pesawat juga tidak kalah penting.

"Ada beberapa kru merasa aman, tapi apa salahnya dengan melakukan beberapa langkah tambahan untuk memastikan pesawat aman daripada melakukan lepas landas, mengetahui sesuatu kemungkinan bermasalah?" kata pramugari itu sebagaimana dikutip News.com.au,Kamis 8 Januari 2015.

"Kita di sini melayani penumpang. Mereka mempercayai kami untuk menjaga agar mereka tetap aman dan atas dasar itu saya tidak akan mengubah keputusan saya," tambah pramugari tersebut.
Para pramugari itu menolak terbang, jika 300 penumpang kala itu tak diturunkan dari Boeing 747-400 untuk dilakukan pemeriksaan keamanan di pesawat dengan teliti.


Karena aksi penolakan ini, pesawat itu akhirnya batal terbang dengan alasan kekurangan kru. Maskapai United Airlines kemudian memecat para kru yang menolak terbang.

Dalam gugatan itu, para kru yang dipecat menyatakan dilindungi sebagai whistleblower dari pembalasan atas laporan ancaman keselamatan dan keamanan udara. Para pramugari juga meminta pemulihan, dibayar, dan menerima kompensasi.

David Marshall, pengacara para kru, mengatakan para awak itu menolak terbang karena khawatir terhadap ancaman keamanan setelah hilangnya Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan 370 pada bulan March silam.

"Klien kami berhak atas perlindungan hukum karena melakukan apa yang benar," kata Marshall.
Sementara, juru bicara United mengatakan tak ada ancaman di dalam pesawat tersebut. "Tim operasi penerbangan, keselamatan, dan pemeliharaan, kami telah menyelidiki dengan cermat dan dinyatakan tidak ada ancaman keamanan yang terbukti," kata dia.

Juru bicara itu juga mengklaim semua prosedur FAA (Federal Aviation Administration) dan prosedur keamanan United telah dilakukan. Termasuk menyisir seluruh bagian pesawat tanpa keculi. Saat itu, pesawat dinyatakan sepenuhnya aman untuk terbang
.
"Kami tidak bisa komentar lebih lanjut pada rincian litigasi yang tertunda ini, tapi kami berniat untuk mempertahankan diri dengan penuh semangat," kata juru bicara itu. 

Post a Comment

0 Comments